Industrialisasi di Indonesia: Strategi Pembangunan Sektor Industri
10.5 Strategi Pembangunan Sektor
Industri
Tujuan pembangunan industri nasional
baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasipermasalahan
dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan
secara nasional, yaitu:
1)
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri;
2)
Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar
dalam negeri;
3)
Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian;
4)
Mendukung perkembangan sector infrastruktur;
5)
Meningkatkan kemampuan teknologi;
6)
Meningkatkan pendalaman struktur industri dan
diversifikasi produk
7)
Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut
dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan
industrimanufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia
serta mampu mengantisipasi.perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat.
Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru
Bagi semua negara berkembang,
termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa
depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di
pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke
depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat
ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing
industri yang kolektif.
Industri manufaktur masa depan adalah
industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya
kepada besarnya potensi Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang
wilayah, besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi
juga berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta
profesionalisme sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).
Bangun susun sektor industri yang
diharapkan harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan
menjadi tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan
datang. Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan
kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta
tangguh di pasar internasional.
Pembangunan industri tersebut
diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam
negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri
dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa
depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun
penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Dengan memperhatikan permasalahan
yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan
daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan
daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu
pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan
prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.
Kedua, pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang
merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini
Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan
mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya
dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran
Comments
Post a Comment