Posts

Showing posts from January, 2016

Pasar Kumuh Pedagang Ogah Bayar Retribusi

Kondisi pasar tradisional yang kumuh, membuat sejumlah pedagang di beberapa pasar tradisional di Tangerang Selatan (Tangsel) menolak penerapan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang retribusi daerah. Besaran retribusi yang dibebankan, sebesar Rp800 per meter persegi. Salah satu pedagang di Pasar Ciputat, blok CK lantai dasar, Taufik, 57, mengaku keberatan dengan Perda tersebut. "Ini tidak sesuai kenyataan, sekarang jualan tidak seperti dulu. Sekarang pasar sepi, kalah sama online dan  super market ," keluhnya. Taufik mengungkap, ada beberapa hal yang membuat pasar tradisional lebih sepi pembeli, di antaranya adalah faktor kenyamanan dan keamanan pasar. "Lihat sendiri deh kondisinya seperti apa, kumuh. Banyak sampah, becek, parkir juga susah. Jadi bagaimana mau banyak didatangi pembeli," kesalnya lagi. Baginya dan beberapa rekan pedagang lain, kenaikan tarif retribusi pasar tidak akan menjadi masalah, jika faktor kenyamanan dan keamanan pembe...

Larangan Minuman Beralkohol Matikan Industri Pariwisata

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terus menggojlok Rancangan Undang Undang (RUU) Larangan Minuman Beralkohol (Minol). Bahkan pembahasan RUU ini ditarget selesai pada Juni tahun ini. Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Larangan Minol, Aryo PS Djojohadikusumo mengakui, banyak masukan terkait draf RUU tersebut. Salah satunya mengkhawatirkan terhadap peningkatan beredarnya minuman oplosan yang akhirnya justru mematikan bisnis pariwisata. "Jika mengacu data Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan, 99 persen angka kematian dari minuman beralkohol adalah karena oplosan. Jadi, kalau kami larang dengan pasal yang ada saat ini, ada risiko yang beredar malah oplosan. Warga yang tidak dapat yang produk asli akan beralih ke minuman KW 1, KW 2 atau KW 3 sehingga ini perlu kita perhatikan," ujar Aryo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (23/1/2016). Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan, isi RUU Minol sebenarnya masih banyak...

Haruskah Kereta Cepat Dibangun?

Pembangunan proyek kereta api cepat menuai banyak kritik. Banyak yang mempertanyakan proyek ini akan berjalan lancar atau tidak. Bahkan ada yang menilai proyek ini malah menghilangkan konsep nawacita. Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo menilai proyek kereta api cepat terlalu memaksakan. Apalagi menggunakan teknologi Tiongkok yang dalam pembangunannya hanya memakan waktu studi tiga bulan. Menurutnya, hal ini tak masuk akal untuk pembangunan proyek besar tersebut. "Kok ada studi untuk infrstruktur massif studinya hanya tiga bulan. Di Kemenko Perekonomian keputusannya tidak perlu kereta cepat tapi kereta sedang," ucap Agus dalam diskusi  'Dibalik Kereta Cepat' , di Kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (23/1/2016). Menurutnya, berdasarkan penilaian selama ini, hasil studi antara proyek kereta api cepat Tiongkok dan Jepang sebagian besar sama. Hanya ada perbedaan selisih anggaran yang dikeluarkan yang berbeda. "Jepang Rp80 miliar satunya lagi (Tion...

Penurunan Harga Minyak Tak Dinikmati Masyarakat

Turunnya harga minyak dunia saat ini seharusnya bisa dinikmati banyak pihak, tak terkecuali masyarakat sebagai pengguna terbesar Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, itu tidak terjadi di Indonesia, yang menikmatinya malah perusahaan minyak nasional yakni PT Pertamina (Persero). Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, penurunan harga minyak yang mencapai level terendah dalam 12 tahun terakhir ini yakni sekitar USD29 per barel jauh berbeda dengan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) 2016 yang disepakai USD50 per barel. "Harga minyak saya periksa tadi WTI itu USD29,87 per barel, untuk Brent USD29,25 per barel‎. Ini terendah dalam 12 tahun terakhir," kata Faisal dalam diskusi  PLN Outlook 2016 , di Kantor Pusat PLN, Jalan Trunojoyo I, Blok M, Jakarta, Jumat (22/1/2016). Menurutnya, penurunan harga minyak dunia ini tidak diimbangi dengan penurunan harga BBM. Faisal menjelaskan, seperti harga BBM dengan RON 88 atau premium masih lebih tinggi dari ...

Makalah Tentang Koperasi

Image
BAB I PENDAHULUAN 1.1   LATAR BELAKANG Koperasi merupakan salah satu pilar pembangun ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Ketaren  (2007) menyatakan bahwa peranan koperasi dalam perekonomian secara makro adalah meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan, pemahaman yang mendalam terhadap asas, prinsip dan tata kerja koperasi, meningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan, meningkatkan pemerataan keadilan, dan meningkatkan kesempatan kerja. Koperasi dengan proses pembentukan top down tidak sesui dengan asas koperasi yang seharusnya dibentuk oleh anggota dari dan untuk anggota (bottom up). Peranan anggota sebagai pemilik maupun pengguna jasa belum banyak dirasakan. Masyarakat yang bergabung dengan koperasi bukan atas kesadran sendiri cenderu...